Senin, 28 Juli 2014

Pilpres 2014, Kehancuran Gerindra dan Manuver PKS

Bagaimana tidak, untuk partai sekelas PKS yang pileg lalu hanya mendapat 6.79% suara, ditambah dengan kebangkrutan karena para petingginya ditangkap terkait kasus korupsi, tentu sulit untuk mendanai militan dalam rangka menyingkirkan partai-partai saingan ini di pemilu 2019 kelak.

Sebut saja Golkar, partai ini memperoleh  14.75% dan Gerindra  11.81%, tentu saja bukan hal mudah jika harus mengalahkan mereka dengan berhadapan secara langsung.

Lalu apa hubungannya dengan koalisi?



1. PKS sedang memiskinkan Prabowo dan Golkar.

Koalisi adalah alat yang digunakan oleh PKS untuk menghancurkan para partai peserta koalisi dari dalam tubuh koalisi itu sendiri.

Meskipun terbilang licik, tapi cara yang dilakukan sangat cerdik, seolah mendukung, PKS memberikan data-data yang menurut mereka akurat dan meyakinkan kepada sang capres. Namun celakanya data-data inilah yang kemudian dijadikan alasan Prabowo untuk all out dalam nyapres, bayangkan berapa sumber daya partai yang terkuras untuk membiayai kampanye dan tetek bengek pencitraan...?

Ternyata tidak sampai di situ, saat partai-partai lain mulai ragu dengan kemenangan dan berusaha legowo, mungkin juga lantaran tidak mau kehilangan uang yang lebih banyak, PKS malah tetap sibuk mendorong Prabowo untuk maju ke MK dengan bermodalkan data-data yang tidak masuk akal. Berapa lagi rupiah yang harus dikeluarkan untuk berperkara di MK, apakah Prabowo tidak menyadari itu...?
Apakah hanya Golkar dan Gerindra?
Masih ingat ketika SBY hampir terjebak kasus daging sapi kan?

2. PKS sedang memperburuk citra Golkar dan Gerindra di mata masyarakat.

Ya, setidaknya itulah yang saya tangkap, ulah beberapa oknum PKS yang tergabung dalam tim sukses Prabowo-Hatta tentu saja sangat berpengaruh terhadap citra Prabowo dan Gerindra, dan sedikit kepada Golkar. Kenapa...?

Karna untuk orang awam mereka tidak mengerti masalah koalisi, mereka hanya tahu Prabowo dan Prabowo itu Gerindra, jadi perilaku temperamental tim sukses secara tidak langsung menjadi cerminan perilaku big bossnya yakni Prabowo yang memang juga terkenal temperamental.
...bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar